#bijakfputranto

@bijakfputranto

Rumah Tanpa Jendela, Sebuah Renungan Syukur

with 3 comments

Tadi malam sepulang ngantor, Saya bersama istri dan adik ipar meluangkan waktu demi menonton sebuah film berjudul ‘Rumah Tanpa Jendela’ (RTJ). Sebuah film musikal karya anak negeri yang diangkat dari sebuah novel dengan judul sama, karya Asma Nadia. Ya, ditengah isu dihentikannya peredaran film hollywood di bioskop dan gempuran film IndoGaMutuYangIsinyaCumaMesumDanHoror, RTJ layak untuk ditonton, khususnya sebagai hiburan mendidik untuk anak-anak.
RTJ mengisahkan tentang seorang anak perempuan bernama Rara, tinggal di lingkungan pemulung bersama ayah dan neneknya. Rara mempunyai impian memiliki rumah yang berjendela, supaya dia bisa menyapa mentari pagi dan berbincang dengan rembulan ketika malam. Keinginan yang muluk-muluk memang untuk ukuran orang-orang di lingkungan pemulung yang tinggal dalam rumah dari bedeng atau kardus, namun tidak bagi Rara dan beberapa temannya. Toh, semua orang berhak memiliki mimpi kan?
Bagai dua sisi mata uang, dimana ada kemiskinan, maka di sisi lain pasti ada hal yang sebaliknya. Bukankah memang demikian Allah menciptakan kehidupan ini. Rara akhirnya bertemu (dan bersahabat) dengan Aldo, anak laki-laki dengan gangguan keterbelakangan mental namun memiliki keluarga dan kehidupan yang (nyaris) sempurna. Dia tinggal bersama kedua orang tua, dua kakak, nenek, sopir, pembantu, satpam, dan segala macam kelimpahan dan kecukupan lainnya. Kisah Rara dan Aldo mengalir memunculkan konflik-konflik dalam cerita.
Akhir ceritanya? Ah, sebaiknya Kau tonton sendiri saja kawan. Yang pasti, film ini layak ditonton karena unsur edukasinya tak menggurui sisi hiburannya. Kisah duka dan suka tercampur rata dengan sempurna. Dan yang utama, film ini sarat akan makna, hikmah, dan renungan tentang pentingnya kita memiliki rasa syukur. Kalau Kau hari ini sedang terpuruk, yakinlah bahwa masih banyak yang tersungkur lebih dalam. Kalau kau sedang bahagia, sesungguhnya membagi dengan orang di sekitar tak akan sedikitpun menguranginya. Jadi, apa mimpimu?

Written by Bijak F. Putranto

March 2, 2011 at 6:45 am

3 Responses

Subscribe to comments with RSS.

  1. quote “Rara akhirnya bertemu (dan bersahabat) dengan Aldo, anak laki-laki dengan gangguan keterbelakangan mental namun memiliki keluarga dan kehidupan yang (nyaris) sempurna.”

    :mewek
    kok namanya sama ..

    Aldo Al Fakhr

    March 5, 2011 at 10:40 pm

  2. penasaran nih!!!

    nur

    July 27, 2013 at 9:26 am


Leave a reply to Aldo Al Fakhr Cancel reply